Dalam rangka memperdalam ilmu tentang komunikasi massa, mahasiswa
kelas IV PR A Jurusan Komunikasi UIN SUSKA Riau melakukan kunjungan ke Riau Pos
pada hari sabtu, 20 Mei 2017. Lawatan ini
sendiri didampingi oleh dosen Assyari abdullah M. Ikom dan Mustofa M. Ikom.
Setibanya disana kami disambut oleh penanggung jawab Riau Pos, bapak
Helfizon Asyafei dan kepala IT Riau Pos sekaligus pimpinan suamtera.net,
hendriwanto, yang sekaligus merupakan pemateri pada hari itu. Selama disana,
kami dijelaskan dan mempelajari bagaimana proses koran diproduksi hingga akhirnya
sampai ketangan pembaca.
Riau Pos Pertama terbit tahun 1991, saat terjadinya perang teluk.
Tujuan Riau Pos sendiri adalah untuk menembus mitos terdahulu yang menyatakan
bahwa koran daerah tidak dapat bertahan dan menayingi koran ibu kota (jakarta),
karena dahulu satu-satunya koran yang dapat bertahan adalah koran dari jakarta
saja. Kantor pertama Riau Pos berada di kuantan, dan pada tahun 1995, kantor Riau
Pos berpindah ke pekanbaru. 17 januari 1991 koran Riau Pos pertama kali terbit
untuk harian. Hingga saat ini, Riau Pos group sudah memiliki 25 cabang di
berbagai daerah. Sistem Riau Pos group sendiri adalah otonomi daereah, dimana
setiap cabang di pegang/dipimpin dan dikelola oleh anak daerah/masyarakat
daerah, sehingga informasi yang diberitakan lebih detail, aktual, dan faktual.
Dalam Proses kerjanya, reporter dimpin kordinator liputan, setiap
pagi breafing, setiap wartawan ada poskonya, setiap reporter wajib menulis berita
minimal 5 berita, setelah selesai rapat para reporter menyebar/turun kelapangan
untuk mencari berita. Setelah membuat berita, reporter mengirim berita ke kordinator liputan untuk
di cek, lalu di cek kembali oleh redaktur/editor, lalu editor/redaktur membaca
ulang berita tersebut dan melihat apakah berita tersebut memiliki kekurangan
atau tidak, atau apakah berita tersebut memiliki masalah hukum/ terkena delik
hukum atau tidak. Kemudia berita-berita tadi di cek kembali oleh redaktur
pelaksana per sesinya, agar tidak terjadi pencetakan berita yang berganda atau
foto yang sama. Kemudia berita di cek kembali oleh wakil pimpinan redaksi.
Setelah semuanya selesai dan lolos uji, berita/ koran pun siap di cetak.
Deadline pengiriman berita ke percetakan adalah jam 12 malam.
Proses perecetakan sendiri memakan waktu sekitar 3 jam, lalu proses packing
sekitar 1 jam. Kemudian, sekitar pukul 3. 30 WIB armada dari 12 kabupaten kota
mulai menyebarkan koran ke 12 kabupaten/kota tersebut.
Dalam dunia industri percetakan koran ini, teknologi merupakan hal
yang penting, karena semua proses, mulai dari pengumpulan, editing, hingga
percetakan koran semuanya membutuhkan dan menggunakan teknologi/
komputerisasi. Pada awalnya, pembuatan
koran di Riau Pos masih mengguakan tenaga manual dan memakan waktu yang lama,
karena keterbatasan teknologi. Salah
satu bentuk tenaga manual tersebut, misalnya pembuatan berita yang masih
menggunakan tulisan tangan, foto yang masih menggunakan lembar film, pengiriman
berita yang menggunakan tenaga manusia (pos), dan lain sebagainya. Seiring
berjalannya waktu, teknologi mulai berkembang, proses pembuatan koran mulai
berkembang, mulai dari mengguaan mesin ketik, fax, hingga akhirnya saat ini
menggunakan komputer dan internet (LAN, email). Bahkan, smartphone pun dapat
digunakan sebagai sarana pembuatan berita.
Setelah pembekalan materi, sesi tanya-jawab, dan penyerahan cindra
mata, kegiatan kami pun berlanjut dengan melihat ruangan dan kegiatan dapur produksi
Riau Pos seperti ruang redaktur, dan ruang percetakan Riau Pos. Setelah selesai,
kami pun bersama-sama kembali ke kampus UIN Suska.

