Rabu, 01 November 2017

Global Village

Pengertian Global Village
      
      Global Village adalah konsep mengenai perkembangan teknologi komunikasi di mana dunia dianalogikan menjadi sebuah desa yang sangat besar. Marshall McLuhan memperkenalkan konsep ini pada awal tahun 60-an dalam bukunya yang berjudul Understanding Media: Extension of A Man. Konsep ini berangkat dari pemikiran McLuhan bahwa suatu saat nanti informasi akan sangat terbuka dan dapat diakses oleh semua orang. Pada masa ini, mungkin pemikiran ini tidak terlalu aneh atau luar biasa, tapi pada tahun 60-an ketika saluran TV masih terbatas jangkauannya, internet belum ada, dan radio masih terbatas antar daerah, pemikiran McLuhan dianggap aneh dan radikal.
      
       Global Village menjelaskan bahwa tidak ada lagi batas waktu dan tempat yang jelas. Informasi dapat berpindah dari satu tempat ke belahan dunia lain dalam waktu yang sangat singkat, menggunakan teknologi internet. McLuhan meramalkan pada saatnya nanti, manusia akan sangat tergantung pada teknologi, terutama teknologi komunikasi dan informasi. McLuhan memperkirakan apa yang kemudian terjadi pada masa sekarang, di abada ke-20 seperti saat ini.

      Marshall McLuhan mengkonseptualisasikan “global village” yang dimaknai sebagai sebuah proses homogenisasi jagat sebagai akibat dari kesuksesan system komunikasi secara keseluruhan. Saat ini, betapa mudahnya orang melakukan komunikasi jarak jauh, tidak hanya antarkota melainkan antarnegara yang lokasinya sangat berjauhan. Bahkan, saat ini tidak jarang para petinggi negara mengadakan pertemuan dengan staf pembantunya (misalnya menteri) melaluiteleconference atau konferensi jarak jauh dengan maksud untuk memantau keadaan atau situasi dalam negeri, baik keadaan politik maupun ekonomi, dan sebagainya. Demikian pula, komunikasi dapat dilakukan melalui media internet yang dalam waktu yang relatif singkat, dapat diperoleh informasi atau berita-berita aktual yang terjadi di belahan penjuru dunia ini. Itulah gambaran kehidupan saat ini, kehidupan yang serba menglobal dalam berbagai aspek atau dimensi kehidupan manusia. Inilah yang disebut dengan globalisasi (globalization).

     
      McLuhan menyatakan bahwa desa global terjadi sebagai akibat dari penyebaran informasi yang sangat cepat dan massive di masyarakat. Penyebaran yang cepat dan massive ini menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (media massa). manusia pada masa itu akan lebih menyukai komunikasi audiovisual yang ateraktif, informatif, dan menghibur.
       
       Bertentangan dengan “kekuatan” teknologi media massa, manusia tidak akan mengagumi internet seperti pada awal kehadirannya di tengah masyarakat, sekalipun Internet dapat menghubungkan satu orang dengan orang lainnya dalam tempat yang berjauhan, menyampaikan banyak pesan ke tempat yang berlainan dalam satu waktu bersamaan.

    Perkembangan konsep Desa Global. Seiring berjalannya waktu, konsep ini terus berkembang. konsep ini dianggap sesuai dengan keadaan masa kini, yakni teknologi komunikasi, salah satunya adalah internet, terbukti dapat menyatukan dunia. Perkembangan teknologi seperti yang dinyatakan dalam desa global, membawa dampak positif dan negatif. Dampak positifnya adalah orang selalu bisa mengetahui kabar terbaru yang terjadi di tempat lain, dapat berkomunikasi dan terhubung walau dalam jarak ribuan mill, mencari dan bertukar informasi. Adapaun dampak negatifnya adalah kecanduan internet, orang tidak dapat hidup tanpa internet, orang yang lebih eksis di dunia maya dibandingkan dunia nyata, yang menggangu hubungan sosialnya dengan orang lain.
Indonesia telah mengalami penglobalan dalam bidang informasi, sejak kemunculan internet pada pertengahan 90-an. Melalui internet dan televisi membuat masyarakat sumatera utara mengetahui apa yang sedang terjadi di Jakarta, begitu juga penduduk Jakarta yang dapat melihat apa yang sedang terjadi di Indonesia bagian Timur.

      Melalui internet, masyarakat antar satu kelompok dapat berhubungan dengan kelompok lain di dunia maya, contohnya komunitas pendukung batik sebagai warisan budaya bangsa dapat berkontek-kontekan dengan komunitas pendukung candi Borobudur sebagai salah satu dari tujuh keajabiaan dunia. Lewat blog atau milis, mahasiswa dapat bertukar data kuliah, informasi mengenai suatu peristiwa, bertukar pengalaman, maupun hal ringan untuk hiburan, semuanya dapat diakses melalui internet. Implementasi desa global ini, membuat masyarakat yang saling berjauhan dapat saling berkomunikasi dan saling mengamati, dimanfaatkan pemerintah pusat untuk menjangkau dan memonitor pemerintah daerah, apakah pemerintah daerah mengalami masalah, hambatan, apa perlu bantuan, dan sebagainya, tidak perlu langsung datang ke daerahnya yang jauh itu, hanya melalui telepon, internet, dan teknologi komunikasi lainnya. Desa global juga berlaku di pedesaan. "internet masuk desa" merupakan salah satu wujud desa global di Indonesia, terutama di pedesaan. Contohnya adalah desa Leuwiliang di Bogor, walaupun desa tersebut relatif jauh dari pusat kota, tetapi penduduknya tetap bisa merasakan jasa telekomunikasi menggunakan telepon. Kehadiran internet dengan cepat menyusul, karena adanya perkembangan yang pesat di bidang teknologi dan komunikasi di Indonesia.

Makna Global Village
      
       Bukan rahasia lagi kalau saat ini dunia sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam  berbagai bidang dan aspek kehidupan masyarakat dan negara. Batas-batas teritorial antarnegara yang sebelumnya menjadi salah satu kendala yang dihadapi dalam konteks hubungan antarbangsa dan negara, kini hal itu tidak menjadi kendala yang berarti. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam eskalasi yang tinggi terutama teknologi informasi, komunikasi, dan transportasi telah menyebabkan batas-batas atau sekat-sekat geografis antarnegara dan bangsa seolah tak nampak lagi sehingga memungkinkan merubah pola sikap dan prilaku manusia dapat berubah sehingga dapat pula berpengaruh bagi tingkat kesehatan pada lapisan Masyarakat , Pantas kalau banyak pihak mengatakan bahwa kecenderungan kehidupan bangsa dan negara saat ini mengarah kepada terbentuknya suatu masyarakat global (global village).  Khususnya pada tingkat kesehatan seluruh lapisan masyarakat.

Proses Global Village

     Berbicara tentang proses global , terhadap setidaknya beberapa  jalur atau saluran yang dapat dijadikan sebagai sarana globalisasi, yaitu jalur teknologi dan  informasi, , perdagangan internasional, pendidikan, dan organisasi internasional. Untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang jalur-jalur dalam proses globalisasi itu, berikut dijelaskan lebih rinci masing-masing jalur tersebut :


1. Jalur Teknologi dan  Informasi
   
    Menurut Alwi Dahlan (1996) bahwa teknologi komunikasi merupakan pendorong utama (push factor) globalisasi, yang dapat menghasilkan berbagai produk baru yang dapat mempermudah, mempercepat, dan mempermurah hubungan antarmanusia (human relation). Dan khususnya kemajuan tehnologi di bidang kesehatan misalnya alat-alat kedokteran seperti ,EKG, USG, MRI dan sebagainya . Selain itu Kemajuan teknologi komunikasi tersebut terdapat dalam segala tahap komunikasi; -semenjak pengiriman pesan (sending the message) (misalnya via pemancar, pesawat telepon, ponsel, dsb), penyaluran dan penyampaian/distribusi (misalnya teknologi satelit, seluler, laser, serat optic, dsb), serta penyajianatau penampilan pesan komunikasi (LCD player, HDTV, TV Plasma, telepon-fax yang sekaligus berfungsi sebagai foto copy-scanner-printer).

2. Jalur Perdagangan Internasional
      
        Perdagangan internasional dalam konteks globalisasi merupakan salah satu saluran yang cukup efektif dalam melakukan globalisasi budaya. Dalam perdagangan internasional tersebut, tidak hanya terjadi pertukaran barang-barang atau benda-benda ekonomi yang diperjualbelikan, melainkan terjadi pertukaran nilai budaya (culture value), kebiasaan atau ilmu pengetahuan dan teknologi.

       Adanya perusahaan transnasional atau dikenal dengan TNC (Transnational Corporation) atau dikenal pula dengan MNC (Multinational Corporation), merupakan salah satu cirri pokok terjadi globalisasi dalam bidang ekonomi, yang dalam kenyataannya akan berimbas kepada perubahan sikap, nilai, dan perilaku warga masyarakat di mana perusahaan tersebut berada.  Sebagaimana diketahui bahwa dalam hubungan internasional (international relation), pola perdagangan internasional menyebabkan adanya pertukaran dagang, teknologi, maupun kebudayaan. Hal tersebut selanjutnya berdampak terhadap pertukaran kebudayaan (cultural exchange)  yang melibatkan negara-negara yang berinteraksi melalui perdagangan tersebut. Semakin intens hubungan perdagangan tersebut, maka semakin besar pula terjadinya pertikaran nilai-nilai kebudayaan yang terjadi antara negara tersebut.

3. Jalur Pendidikan
      
       Dalam konteks globalisasi, pendidikan berperan strategis untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam percaturan internasional. Khususnya  para tenaga kesehatan baik itu dokter, perawat atau tenga kesehatan lainya , Porter menyatakan bahwa pada dasarnya setiap negara memiliki dua jenis keunggulan yakni keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif. Keunggulan komparatif (comparative advantages) berkenaan dengan ketersediaan sumber daya alam (natural resource) dalam suatu negara. Sedangkan keunggulan kompetitif (competitive advantages) berkaitan dengan ketersediaan sumber daya manusia (human resource) yang handal dan berkualitas. Dewasa ini, seiring dengan iklim kompetisi antarbangsa yang sangat ketat sebagai ciri dari globalisasi, keunggulan kompetitif memberikan pengaruh yang sangat besar dalam mendorong dan meningkatkan daya saing bangsa.

4. Jalur Organisasi Internasional

     Dalam bukunya yang berjudul Getting to the twenty century : Voluntary Action and the Global Agenda (1990), David Korten mengatakan bahwa dalam era abad 21 ini merupakan era krisis yang akan menimpa banyak negara di belahan dunia ini, baik negara maju maupun negara-negara berkembang. Krisis berat itu ditengarai sebagai dampak dari tiga masalah utama yang terjadi dalam dasawarsa tahun 1980-an, yaitu (a) kemiskinan, (b) kerusakan lingkungan hidup, dan (c) penggunaan tindakan kekerasan (violence) dalam memecahkan konflik. Tidak hanya pemerintah atau negara yang dituntut untuk mampu memecahkan krisis tersebut, melainkan perlunya keterlibatan pihak lain untuk bersama-sama mencari solusi atas masalah atau krisis itu.

     Selanjutnya Korten menegaskan pentingnya Organisasi Non Pemerintah (Ornop) atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan NGO (Non Government Organization) dalam memecahkan masalah yang dihadapi suatu bangsa atau bangsa-bangsa pada umumnya. Saat ini, dalam konteks internasional sudah banyak organisasi internasional yang berdiri untuk lebih mengefektifkan tingkat partisipasi warga masyarakat dan warga negara.


Dampak dari Global Village

      Menurut McLuhan, pada masa desa global terjadi, informasi dan komunikasi akan sangat terbuka, begitu juga dengan peran media massa dalam mentransformasi pesan. Dampak bagi masyarakat adalah masyarakat akan cenderung mempunyai persepsi yang sama karena memperoleh kesamaan kesempatan untuk mengakses informasi. Contoh dampak desa global bagi masyarakat adalah gempa yang terjadi di Sumatera Barat dapat menimbulkan kesan yang sama pada orang di Bandung atau di Samarinda. Persepsi mereka terhadap pemberitaan media massa akan cenderung sama, yaitu sedih, iba, ingin membantu, dan sebagainya. Hal ini tentunya membawa dampak positif bagi masyarakat, yakni membantu mempercepat masyarakat untuk mendapat informasi terbaru mengenai suatu peristiwa.

      Media massa juga membantu masyarakat untuk menolong korban gempa di pariaman dan sekitarnya, dengan pemberitaan bantuan untuk korban gempa, seperti "X peduli gempa padang", "dompet amal gempa padang" dan sebagainya. Ada juga dampak negatif dari menjadi nyatanya konsep desa global ini, yakni siapapun dapat mengakses apapun, misalnya anak kecil yang dapat mengakses berita kekerasan lewat tayangan televisi, atau melihat video porno di internet. Masyarakat sendiri yang harus bisa menyaring apa yang mereka anggap baik mereka. Sedangkan dampak desa global bagi media massa adalah berkembangnya industri media massa, baik media cetak, media interaktif, maupun media elektronik. Kemunculan teknologi seperti 3G, 4G, Wimax, situs jejaring sosial seperti facebook, twitter, plurk tidak lepas dari kemunculan desa global.

Dampak positif Global Village 

1.    Mudah memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan dan kesehatan
2.    Mudah melakukan komunikasi antara sesama tenaga kesehatan
3.    Menumbuhkan sikap kosmopolitan dan toleran
4.    Memacu untuk meningkatkan kualitas diri
5.    Mudah memenuhi kebutuhan


Dampak negatif Global Village

1.    Informasi yang tidak tersaring 
2.    Perilaku konsumtif
3.    Membuat sikap menutup diri, berpikir sempit bagi tenaga kesehatan
4.    Pemborosan pengeluaran dan meniru perilaku yang buruk
5.    Mudah terpengaruh oleh hal yang berbau barat



Arab Spring

  Arab Spring merupakan sebutan yang biasa dikenal dengan serangkaian protes dan demonstrasi diseluruh Timur Tengah dan Afrika. Selain itu, kadang “Arab Spring” juga disebut dengan “Musim Semi dan Dingin Arab”, ada juga yang menyebut “Kebangkitan Arab“ atau “Pemberontakan Arab”, meski tidak semua pihak yang terlibat protes merupakan bangsa Arab.  Awalnya protes ini terjadi di Tunisia pada 18 Desember 2010, setelah pembakaran diri Mohamed Bouazizi dalam protes atas korupsi polisi dan perawatan kesehatan, kemudian protes tersebut berujung dengan kesuksesan. Setelah protes di Tunisia berhasil, kemudian gelombang kerusuhan menjalar ke Al-Jazair, Yordania, Mesir, dan Yaman, lalu berlanjut lagi ke negara-negara lain, melalui unjuk rasa terbesar serta paling terorganisir terjadi pada hari “Kemarahan” yang biasanya di hari Jum’at setelah shalat Jum’at. Protes ini juga mendorong kerusuhan sejenis di luar kawasan Arab.
            
        Meskipun demikian, demontrasi berlanjut sepanjang 2011, dan beberapa pasukan keamanan bergabung dalam demonstrasi tersebut dan menyerang pemerintah kekuatan. Suriah kerusuhan juga memiliki sebuah sekretarian komponen, dengan Sunni dominan di dalam oposisi untuk para alawit yang dipimpin pemerintah, dan konflik yang ada menjadi  sebuah sipil perang di 2012 dan berlanjut ke 2013, millitan Sunni Islam memainkan sebuah peran yang menonjol. Unjuk rasa tersebut mengakibatkan penggulingan dua kepala negara, yaitu Presiden Tunisia bernama Zine El Abidine Ben Ali yang kabur ke Arab Saudi tanggal 14 Januari setelah protes revolusi Tunisia, dan Presiden Mesir bernama Hosni Mubarak, mengundurkan diri pada 11 Februari 2011, setelah 18 hari protes massal dan mengakhiri masa kepemimpinannya selama 30 tahun.

BANJIR INFORMASI


       Perkembangan Kemajuan teknologi, membuat Indonesia kini disesaki informasi. Dari mulai banyaknya media online yang bermunculan, hingga situs jejaring sosial yang setiap hari terus bertambah penggunanya. Informasi merupakan salah satu kebutuhan vital yang seringkali tidak kita sadari. Selama ini kita hanya menyadari bahwa hanya sandang, pangan, dan papan lah yang menjadi kebutuhan vital dalam kehidupan. Padahal, tidak terpenuhinya kebutuhan informasi seorang manusia dapat memicu munculnya rasa cemas dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, bahkan dapat berdampak negatif pada kondisi fisik dan psikis. 

       Sebagai contoh, Pada kasus musibah AirAsia misalnya, keluarga korban membutuhkan informasi yang benar mengenai kondisi dan keberadaan korban sehingga rasa cemas dapat berkurang. Pada kondisi banjir informasi seperti yang terjadi saat ini informasi yang benar dan sesat seringkali tercampur aduk. Tidak luput dari ingatan kita ketika saat hari pertama pencarian, ada pesan via BBM berisi informasi palsu yang diterima oleh keluarga korban dan menyatakan bahwa pesawat mendarat darurat di kawasan Belitung Timur. Seketika informasi tersebut menyebar ke banyak orang terutama melalui media sosial. Untung saja, otoritas yang berwenang menyebarkan informasi yang menyatakan bahwa informasi tersebut adalah hoax/kabar bohong. Namun sayangnya, masih ada masyarakat yang menelan informasi tersebut mentah-mentah. 

         Banjir informasi bukanlah sebuah masalah bila informasi yang beredar merupakan informasi yang tepat. Oleh karena itu, sangatlah perlu untuk menumbuhkan kesadaran informasi di masyarakat sehingga informasi-informasi sesat dan menyesatkan masyarakat dapat berkurang. Banjir informasi ini pun diiringi dengan tercampurnya informasi berkualitas dengan informasi sampah. Hoax bertebaran dimana-mana. Orang menyampaikan pendapat hanya berdasarkan informasi di dunia maya. Sehingga kita mulai sulit membedakan, mana informasi yang penting dan tidak penting. Mana informasi yang berkualitas tinggi dan berkualitas rendah. 

       Bila kita tidak memilah-milah, otak kita akan mengalami cognitive overload. Otak kita dipenuhi berbagai data dan informasi, baik yang berkualitas maupun sampah. Berguna maupun tak berguna. Sehingga kita menjadi kewalahan dan kebingungan. Kita tidak bisa membedakan mana informasi yang esensial dan mana yang tidak. Terlalu banyak informasi pun menyebabkan terlalu banyak pilihan. Akhirnya kita kehilangan fokus. Terlalu banyak hal yang perlu diperhatikan. Terlalu banyak yang perlu direspon. Akibatnya, sangat sedikit tugas dan pekerjaan yang tertuntaskan. 

      Maka kita pun sibuk dengan informasi berkualitas rendah dari sosial media, namun kita lupa mempelajari informasi berkualitas tinggi dari buku. Kita sibuk mengumpulkan informasi, namun kita lupa mengolahnya. Kita sibuk menyerap informasi, namun lupa untuk menerapkannya. Kita mengenal banyak hal, namun tidak menguasai satupun. Lalu, apa solusinya? Jerry Michalski – seorang konsultan produktivitas – menjawabnya dengan satu kalimat: “Anda perlu seutuhnya melepaskan kebutuhan untuk mengetahui segala sesuatu”. 

       Bagaimana praktikknya? Ada tiga hal utama yang perlu kita lakukan. Pertama, batasi jumlah expert atau guru yang Anda follow, demikian Sarah Peterson – seorang professional blogger – menyarankan. Terlalu banyak mengikuti banyak expert membuat Anda bingung. Karena seringkali pendapat satu expert dengan expert lainnya berbeda-beda. Ini akan menyebabkan pertentangan dalam otak kita yang membuat kita akhirnya tidak melakukan apa-apa. 

     Kedua, berhenti menimbun informasi. Jangan terlalu mudah tergoda mempelajari sesuatu yang baru. Informasi hanyalah informasi sampai Anda benar-benar menggunakannya. Pengetahuan hanya pengetahuan sampai kita benar-benar menerapkannya. 

       Ketiga, saran dari Cal Newport penulis buku Deep Work: berhenti atau setidaknya batasi penggunaan media sosial. Media sosial adalah pencuri waktu dan atensi terbesar. Jika waktu dan perhatian kita habis untuk media sosial, kita tidak punya waktu dan atensi untuk hal-hal yang lebih penting dalam hidup kita.